Peran Jami'yah Mahmudiyah Tanjung Pura Langkat dalam Mencerdaskan Bangsa

Lihat
Berdirinya madrasah Al-masrullah tahun 1912, madrasah Aziziah pada tahun 1914 dan madrasah Mahmudiyah tahun 1921, maka Langkat menjadi salah satu dari tempat yang dituju oleh pencari-pencari ilmu dari berbagai daerah. Disebutkan bahwa selain dari masyarakat Langkat yang belajar pada kedua maktab tersebut, maka banyak pelajar-pelajar yang datang dari dalam dan luar pulau Sumatera, seperti Riau, Jambi, Tapanuli, Kalimantan Barat, Malaysia, Brunei dan lain sebagainya.

Pada awalnya madrasah (maktab) ini hanya disediakan untuk anak-anak keturunan raja dan bangsawan saja, namun pada perkembangannya maktab ini memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk dapat belajar dan menuntut ilmu. Beberapa tokoh nasional yang pernah belajar di maktab ini antara lain adalah Tengku Amir Hamzah dan Adam Malik (mantan wakil presiden RI).

Dalam biografinya Adam Malik meyebutkan bahwa madrasah Al-masrullah termasuk lembaga yang mempunyai bangunan bagus dan modern menurut ukuran zaman tersebut. Di mana masing-masing anak dari keluarga berada (kaya) mendapat kamar-kamar tersendiri. Sistem pendidikan yang dijalankan pada sekolah ini sama seperti sistem sekolah umum di Inggris, di mana anak laki-laki usia 12 tahun mulai dipisahkan dari orang tua mereka untuk tinggal di kamar-kamar tersendiri dalam suasana yang penuh disiplin. Fasilitas-fasilitas olah raga juga disediakan di sekolah tersebut seperti lapangan untuk bermain bola dan kolam renang milik kesultanan Langkat.

Ketiga lembaga pendidikan tersebut didirikan oleh sultan Abdul Aziz yang kemudian diberi nama dengan perguruan Jama’iyah Mahmudiyah. Pada tahun 1923 perguruan Jama’iyah Mahmudiyah telah memiliki 22 ruang belajar, 12 ruang asrama, disamping berbagai fasilitas lainnya seperti 2 buah Aula, sebuah rumah panti asuhan untuk yatim piatu, kolam renang, lapangan bola dan sebagainya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pada perguruan Jama’iyah Mahmudiyah, maka tenaga pengajarnya sebagian besar merupakan guru-guru yang pernah belajar ke Timur tengah seperti Mekkah, Medinah dan Mesir. Mereka semua dikirim atas biaya Sultan setelah sebelumnya diseleksi terlebih dahulu, hingga sekitar tahun 1930 siswa-siswa yang belajar di perguruan ini sekitar 2000 orang yang berasal dari berbagai macam daerah.

Selanjutnya sultan Abdul Azis kemudian mendirikan lembaga pendidikan umum bagi masyarakat Langkat yaitu sekolah HIS dan Sekolah Melayu, yang banyak memberikan materi-materi pelajaran umum. Mengenai gaji-gaji guru dan biaya perawatan bangunan semuanya ditanggung oleh pihak kesultanan Langkat, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa segala biaya yang berkaitan dengan fasilitas-fasilitas pendidikan di Langkat ditanggung sepenuhnya oleh pemerintahan kerajaan.

Memang pada awal tahun 1900-an Pemerintahan Belanda telah mendirikan sekolah Langkatsche School  (baca: Sekolah Belanda). Namun penerimaan siswanya masih sangat terbatas, di masa itu yang diterima hanya anak-anak bangsawan dan dan anak pegawai Ambtenaar Belanda serta orang-orang kaya yang berharta, dalam bahasa pengantarnya lembaga pendidikan ini menggunakan bahasa Belanda. Selain itu didirikan juga ELS (Europese Logare School) dan untuk anak-anak keturunan Cina didirikan Holland Chinese School atau HCS.

Bagi masyarakat yang ingin memperdalam ajaran agama melalui buku-buku Islam, dalam hal ini Tuan guru Babussalam syekh Abdul Wahab Rokan telah menerbitkan dan mencetak buku-buku yang bertemakan masalah-masalah keislaman, antara lain : buku Aqidul Islam, Kitab Sifat Dua Puluh, Adab Az-zaujain dan lain-lain. karena di Babussalam pada saat itu telah ada mesin cetak, yang dibeli guna untuk menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh Syekh Abdul Wahab sendiri. Mesin cetak tersebut sebagian besar didanai oleh sultan Musa.

Mengingat sejarah Langkat dan Madrasah Jamiyah yang merupakan tulang punggung untuk menyemarakkan nama Langkat sehingga termasyhur ke luar daerah Langkat dengan perguruan Islamnya, maka Pengurus Besar Jamaiyah merasa wajib untuk dapat kembali membangkitkan nama yang masyhur pada tahun sebelum perang itu di masa ini.

Untuk ini bermaksudlah pengurus untuk meningkatkan pendidikan yang ada tidak sampai batas tingkat Aliyah, akan tetapi ditingkatkan lagi sampai keperguruan Tinggi.Untuk ini diserahkan kepada saudara Adham Hasry untuk menjajagi kemungkinan untuk dapat ditingkatkan pendidikan, dengan menghubungi tenaga dan pejabat yang berwenang dalam melahirkan perguruan tinggi ini. Demikianlah pada awal tahu ajaran 1980, dibulatkan tekad untuk mendirikan perguruan tinggi dengan gambaran pertama dengan mendirikan Fakultas Tabiyah.

Pertimbangan untuk fakultas ini, berdasarkan banyaknya pelajar islam dari Aliyah dan PGA di Tanjung Pura dan sekitarnya yang diharapkan dapat meneruskan pelajarannya ke tingkat ini. Disamping kebanyakan tamatan Aliyah dan PGA ini tidak mampu untuk meneruskan pendidikan ke IAIN atau UISU Medan berdasarkankemampuan ekonomi yang rendah.

Pada awal tahun ajaran 1981 ini dicobalah menyiarkan maksud ini kepada masyarakat dan kemudian mendaftarkan mahasiswa pertama. Maka pada awal tahun ini terdaftar mahasiswa sejumlah 78 orang, untuk itu Pengurus besar berusaha mencari kelengkapan dan sarana lainnya agar pengajaran ini dapat terus berlangsung pada tahun ajaran tersebut Dengan bantuan dari PGAN dan Aliyah Negeri dan beberapa cerdik pandai, akhirnya pada awal tahu ajaran mulailah dilakukan Kuliah. Dan tentu ini berlangsung setelah mendapat keizinan dari Kopertais Wilayah IX Medan.

Untuk melengkapi ini, maka Pengurus Besar melakukan musyawarahnya, dan menunjuk Ketua Umum T. Poetra Azis untuk membentuk satu Yayasan Khusus akan mengelola Perguruan Tinggi ini atau Fakultas Tarbiyah ini. Dengan Penjajakan oleh Ketua Umum dibantu oleh saudara Adham Hasry, T. S. Hasan Arifin, A. Kadir Ahmadi, Muhd. Nurdin Drs dan Mukhtar Ma, maka gagasan ini mendapat dukungan dari beberapa intelektual Langkat.

Pada tanggal 28 April 1982 diadakan musyawarah dari beberapa pendukung, di rumah Ketua Umum T. Poetra Azizdi Medan. (sumber)

Baca Selanjutnya
Share on Google Plus

About peace

Dairi Keren kumpulan berira mengenai Dairi dan Pakpak

0 komentar:

Posting Komentar